Senin, 18 Juni 2018
Jumat, 15 Juni 2018
PROFIL
Juni 15, 2018
kalkunbanyumas.blogspot.com
No comments
1. | Nama | Yulianto |
2. | Pendidikan | Lulus Magister Pendidikan |
3. | Pekerjaan | Pensiunan PNS |
4. | Alamat | Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia |
5. | Kegiatan Harian | Memelihara, merawat dan mencermati serta menulis kehidupan Ayam Kalkun, Ayam Bangkok, Budidaya Entok, dan Ternak Ayam Kampung untuk mengisi kegiatan masa Purnatugas. |
6. | Kegiatan Lain | Membantu mengajar di Sekolah Tinggi Teologi Diakonos Banyumas, Jawa Tengah sejak 2006 hingga saat ini, selama masih dibutuhkan. |
7. | Pengalaman Kerja | 1. Pernah Mengajar di SD Swasta di Kab.Purworejo 1976-1977. 2. Mengajar di SD Negeri 1978-1996. 3. Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kab. Banyumas 1996-2006. 4. Pengawas Sekolah di Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas tahun 2006-2016 5. Pernah Juara I Guru Teladan Sekolah Dasar Kabupaten Banyumas Tahun 1992 mewakili Lomba Tingkat Provinsi Jawa Tengah. 6. AnggotaTim Penilai Angka Kredit Kenaikan Pangkat Guru Kabupaten Banyumas tahun 1990-2003. 7. Juara II Pengawas Berprestasi Tingkat Kabupaten Banyumas Tahun 2014. |
8. | Organisasi | 1. Sekretaris PGRI Kecamatan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Tahun 1990-1994, 1999-2005 2. Wakil Sekretaris PGRI Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah Tahun 1994-1999
3. Anggota Utusan Kongres PGRI Kabupaten Banyumas Tahun
1994 di Istora Senayan, yang melahirkan Usulan Keputusan Rancangan Undang Undang Guru dan Dosen, yang disahkan 30 Desember 2005 menjadi UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen oleh Presiden RI Dr. Susilo Bambang Yudhoyono sehingga Guru dan Dosen menerima Sertifikasi. |
9. | Kelembagaan | 1. Ketua III Badan Pengurus Yayasan Pendidikan YPPPK Purwokerto 2007-2012. 2. Wakil Ketua Badan Pengurus Yayasan Pendidikan YPPPK Purwokerto 2012-2017. |
BERANDA
Juni 15, 2018
kalkunbanyumas.blogspot.com
No comments
Membuat Blog
Saya membuat blog ini dengan persiapan secara khusus untuk mengisi kegiatan keseharian setelah Purnatugas sebagai PNS. Secara kebetulan domain yang saya bidik langsung tersedia sehingga dilanjutkan dengan membuat blog, dan mencari serta memilih template sederhana dua kolom yang sesuai dan saya sukai yaitu warna putih biru, karena kelihatan lebih bersih.
Ayam Kalkun
Kesenangan dan hobi untuk memelihara ternak kalkun karena ketertarikan saya pada unggas ini, memang harga awal cukup mahal, dibanding dengan ayam kampung atau entok. Namun harga tidak menjadi pertimbangan dibanding rasa senang. Banyak jenis kalkun yang saya ketahui dan saya terus banyak belajar tentang kalkun. Saat awal saya membeli 5 ekor kalkun anakan usia sekitar 3 bulanan. Saya berkeyakinan dengan mengenal ayam kalkun melalui memelihara kalkun secara sungguh-sungguh maka saya dapat belajar banyak dari kalkun ini.
Ayam Bangkok Kesenangan dan hobi untuk memelihara ternak kalkun karena ketertarikan saya pada unggas ini, memang harga awal cukup mahal, dibanding dengan ayam kampung atau entok. Namun harga tidak menjadi pertimbangan dibanding rasa senang. Banyak jenis kalkun yang saya ketahui dan saya terus banyak belajar tentang kalkun. Saat awal saya membeli 5 ekor kalkun anakan usia sekitar 3 bulanan. Saya berkeyakinan dengan mengenal ayam kalkun melalui memelihara kalkun secara sungguh-sungguh maka saya dapat belajar banyak dari kalkun ini.
Kebanyakan orang bila mendengar ayam bangkok, maka yang terpikir di benak adalah jago bangkok untuk aduan, dengan taruhan uang. Namun memelihara ayam bangkok tidak mesti harus sebagai pemain adu ayam, karena memelihara ayam bangkok sebagai hobi. Kita dapat memelihara indukan dan pejantan ayam bangkok dengan maksud untuk diternakkan. Yang akhirnya dipelihara untuk dibesarkan, bila mendapat bibit pejantan dapat di rawat agar menjadi jago bangkok yang kualitas baik. Memang ayam bangkok secara khusus bukan untuk pedaging karena daging ayam bangkok dagingnya keras dibanding dengan ayam kampung. Dari info ada yang menjual ayam jago bangkok sampai Rp 4.000.000, itu sudah mahal, tapi katanya ada yang lebih dari itu. Luar biasa !
Budidaya Entok
Selain kalkun dan ayam bangkok, saya juga memelihara entok. Pada awalnya saya hanya membeli saja untuk dipelihara karena senang, belum mempertimbangkan kualitasnya, namun akhirnya saya mempelajari lewat berbagai media dari buku dan bacaan serta browsing di internet, sehingga menemukan bahwa indukan itu penting dalam memelihara entok untuk diambil keturunannya. Pada awal saya mempunyai enam ekor entok, ternyata semuanya betina, sungguhpun demikian ternyata bertelur juga, ditunggu sesuai dengan jumlah hari pengeraman tetap tidak menetas. Telur selanjutnya saya ambil untuk konsumsi yang jumlahnya mencapai sekitar 30 butir. Akhirnya saya membeli penjantan dengan kualitas bibit yang baik, fisiknya besar dibanding rata-rata, karena saya menginginkan anakan untuk pengembangan. Dan saat artikel ini saya tulis entok saya sedang mengerami telurnya, ke lima-limanya sedang mengeram, jumlah telur saya tidak tahu, karena bertelurnya ada di kolong bawah tumpukan kayu bakar. Tunggu saja sampai menetas.
Ternak Ayam Kampung
Pasti semua sudah mengenal ayam kampung, jenis ini dagingnya enak untuk konsumsi baik dibuat sate ayam, soto ayam maupun ayam goreng. Karena itu banyak kios ayam goreng di trotoar, dengan berbagai label ayam goreng. Motivasi saya beternak ayam kampung selain untuk mengisi waktu pensiun, juga ayam kampung dapat dijual sewaktu dibutuhkan dan pembelinya pedagang daging ayam khusus ayam kampung. Selain juga untuk konsumsi sendiri, bila sedang membutuhkan. Beda dengan ayam pedaging atau ayam ras yang dagingnya lunak, usia cukup muda sudah dapat dikonsumsi, karena makanannya khusus pelet sehingga pertumbuhannya cukup bongsor. Namun ada kelompok masyarakat yang memang tidak mengkonsumsi ayam pedaging, mereka memilih ayam kampung, karena rasanya lebih lezat katanya dan pertimbangan lain. Dari 5 indukan dan satu pejantan saat ini selama 6 bulan sudah berkembang tambah anakan menjadi 40 ekor, dan tiga indukan sedang mengerami telurnya rata-rata 12 butir.
Harapan Penulis
Sebagai pengelola blog maka saya berharap tulisan ini sebagai curahan pengalaman pribadi yang saya dituangkan dalam bentuk artikel lewat blog gratisan, yang mestinya masih banyak kekurangan, namun paling tidak dapat menambah wawasan bagi peternak pemula. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi pembaca yang berminat memelihara ternak unggas. Pengalaman sebagai penggemar ternak unggas, memang sangat dibutuhkan oleh para peminat pemula, sebagai sumber referensi yang mudah-mudahan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Saya meyakini bila sesuatu ditekuni secara sungguh, sungguh dan punya minat dengan kesabaran dan kesetiaan, maka secara perlahan pasti akan memetik hasil yang diharapkan. Tidak ada orang sukses di bidang keuangan secara tiba-tiba, kecuali menang lotere. Keterangan penulis dapat dibaca lewat profil penulis.
Semoga bermanfaat.
Senin, 04 Juni 2018
MENGENAL AYAM KALKUN
Juni 04, 2018
kalkunbanyumas.blogspot.com
No comments
Kalkun atau burung kalkun merupakan sebutan untuk spesies burung berukuran besar dari ordo Galliformes genus Meleagris. Di lingkungan kita pada umumnya sering disebut sebagai ayam kalkun.
Kalkun betina tubuhnya lebih kecil dan warna bulu tidak berwarna-warni dibandingkan dengan kalkun jantan. Kalkun pejantan tubuhnya besar sehingga bila berada di alam bebas, binatang bangsa unggas ini mudah dikenali dari rentang sayapnya yang mencapai 1,5 sampai 1,8 meter. Bila sedang mejeng atau bergaya kalkun ini sangat menarik karena bulunya mekar, sehingga menjadi tontonan terutama bagi anak-anak, dengan suara nyaring "kluk..kluk..kluk !' Wajahnya merah dan bisa berubah-ubah warna, dengan ditutupi gelambir menjulur ke bawah di bawah paruh.
Kalkun asal Amerika Utara disebut M. gallopavo sedangkan kalkun asal Amerika Tengah disebut M. ocellata.Kalkun yang diternakkan untuk diambil dagingnya berasal dari spesies M. gallopavo yang juga dikenal sebagai kalkun liar. Daging kalkun sekarang banyak dikonsumsi karena kandungan lemaknya rendah. Sedangkan spesies M. ocellata kemungkinan adalah hasil penjinakan dari suku Maya. Ada yang berpendapat bahwa kalkun yang diternakkan untuk diambil dagingnya berasal dari kalkun suku Maya. Alasannya kalkun suku Maya lebih penurut dibanding kalkun liar asal Amerika Utara, tetapi teori ini tidak sepenuhnya didukung oleh bukti morfologis. Kalkun hasil penjinakan atau domestikasi mempunyai bagian bergelambir di bawah paruh sebagai bukti bahwa kalkun berasal dari kalkun liar M. gallopavo. Kalkun M. ocellata yang dipelihara orang Maya tidak memiliki gelambir.
Di Amerika Utara kalkun hidup secara liar menjadi hewan buruan, yang hidup bebas di alam, dan berkembang secara alami, kalkun liar ini gerakannya lincah, gesit dan pandai terbang, sehingga tidak mudah ditangkap hidup-hidup.
Ketika kalkun pertama kali ditemukan di Amerika, orang Eropa menganggap sebagai burung asal Afrika Numida meleagris yang juga dikenal sebagai "ayam turki" karena diimpor dari Eropa Tengah melalui Turki. Dalam bahasa Inggris, kalkun tetap disebut sebagai "Turkey" hingga saat ini. Kalkun termasuk genus Meleagris yang dalam bahasa Yunani berarti "unggas asal Guinea".
Nama-nama dalam berbagai bahasa untuk kalkun hasil penjinakan juga mencerminkan nama negeri asal kalkun yang "eksotik" menurut orang zaman saat itu. Sekaligus terlihat kebingungan orang zaman dulu tentang negara asal kalkun. Pada waktu itu, orang percaya lokasi benua Amerika yang baru saja ditemukan terletak di Asia Timur. Selain itu, orang zaman dulu suka menamakan binatang dengan nama-nama tempat yang jauh dan eksotis supaya bisa dijual dengan harga mahal.
Kalkun merupakan ejaan dalam Bahasa Indonesia untuk bahasa Belanda disebut "kalkoen" yang diambil dari kata Kalikut yaitu sebuah nama kota di India. Sedangkan Ayam Belanda merupakan sebutan bahasa Melayu untuk kalkun. Dalam bahasa Denmark dan Norwegia, kalkun juga disebut sebagai kalkun, atau kalkon (bahasa Swedia), Kalkuun (bahasa Jerman hilir), sedangkan dalam Bahasa Finlandia, kalkun disebut kalkkuna.
Sebutan untuk kalkun dalam berbagai Bahasa :
Dalam bahasa Nahuatl, kalkun liar disebut guajolote (ejaan lama: xuehxolotl).
Dalam bahasa Spanyol disebut Pavo.
Dalam bahasa Turki disebut hindi yang artinya "asal India."
Orang Perancis juga menyebutnya d'inde (kependekan dari bahasa Perancis poulet d'inde yang berarti "ayam dari India").
Dalam bahasa Spanyol disebut Pavo.
Dalam bahasa Turki disebut hindi yang artinya "asal India."
Orang Perancis juga menyebutnya d'inde (kependekan dari bahasa Perancis poulet d'inde yang berarti "ayam dari India").