kembali ke atas

Jumat, 13 Juli 2018

BETERNAK AYAM KAMPUNG AGAR MENGUNTUNGKAN

Sebutan ayam kampung pasti semua sudah tahu, karena hampir tiap keluarga di pedesaan atau di kampung memelihara ayam sebagai unggas piaraan yang dikenal dengan ayam kampung. Dibanding dengan unggas piaraan yang lain, ayam kampung paling banyak dipelihara, sungguhpun secara tradisional. Sebagian besar pemeliharaan ayam  hanya sambilan saja, bila sudah besar bisa dijual atau dipotong untuk konsumsi sendiri, ada yang  diambil telurnya, karena mencari telur ayam kampung di warung belum tentu ada.  Sehingga usaha telur ayam kampung juga dapat sebagai peluang usaha dan harganya layak seimbang dengan harga telur itik atau bebek. Banyak penggemar daging ayam kampung, bahkan saat ini ada kecenderungan memilih daging ayam kampung dibanding ayam potong

Ternak Ayam Tradisional

Pemeliharaan ayam kampung sifatnya masih tradisional, atau hanya sebagai ternak ayam sambilan. Pagi keluar kandang sendiri bahkan ada yang tidak dikandangkan karena tidur di emperan belakang atau di pohon dekat rumah. Kadang diberi pakan seadanya, lalu pergi mencari makan sendiri atau diumbar, dan sore menjelang petang pulang. Tidak mesti diberi pakan secara rutin, hanya sisa nasi atau makanan yang ada yang diberikan, sore haripun juga tidak diberi pakan. Model kandang kadang juga seadanya, belum diusahakan secara baik. Model ternak ayam seperti ini memang tidak menguntungkan, pertumbuhan atau populasinya lambat, padahal kebutuhan konsumsi cukup tinggi, dengan banyaknya penjual ayam goreng baik yang ideran atau kios dipinggir jalan atau yang membuka warung makan dengan modal besar. Saat ini ada kecenderungan masyarakat kita tidak memasak sendiri. Tapi lebih banyak yang membeli produk olahan yang siap saji, sambil pulang kerja.

Sangat Menjanjikan

Memelihara ayam kampung sebetulnya sangat menjanjikan bila dipelihara dengan baik. Menjual ayam kampung saat ini tidak sulit, banyak bakul ayam, bahkan sekarang penjualan bukan perekor namun ditimbang hidup-hidup dengan harga yang layak dapat mencapai perkilo di kisaran Rp 40.000. Namun ada yang kurang tertarik untuk usaha ayam kampung, karena tidak menguntungkan, harga pakan mahal, takut kena penyakit, dan alasan yang lain. Saya juga mengalami tentang suara-suara demikian. Sebetulnya usaha apapun bila ditekuni dengan serius pasti ada hasilnya. Karena ayam kampung cepat populasinya, usia 5-6 bulan sudah bisa bertelur dan berproduksi. Setelah pensiun saya mengisi kegiatan dengan membeli ayam kampung anakan 6 ekor ternyata 1 pejantan, dan lainnya betina, setelah 6 bulan sudah menjadi ayam dewasa dan siap kawin dan bertelur. Dari 5 ekor indukan setelah  5 bulan sudah berkembang menjadi 50 anakan, secara bertahap dilepas artinya tidak dalam bok lagi, karena sudah cukup besar dan sudah makan dedak padi atau apa saja. Ayam yang saya pelihara bersamaan dengan entok dan ayam kalkun maupun ayam bangkok, dalam satu lokasi. Unggas ini bisa makan bersama walaupun kadang saling berebut, sehingga makanan yang diberikan pasti tidak tersisa. Dari pengamatan saya entok dan kalkun bisa hidup bersama, namun yang sering menyerang justru ayam kampung baik indukan maupun pejantannya. 

Dari pengamatan ditemukan, saat ini ada kecenderungan kebutuhan daging ayam kampung terus meningkat, indikatornya banyak warung makan dengan label ayam kampung yang cukup banyak. Pada jam istirahat waktunya makan siang, warung makan dengan menu ayam goreng, ayam penyet, ayam bakar atau apa istilahnya akan penuh dengan pengunjung, untuk santap siang. Mereka para pegawai atau karyawan yang pulang sore antara jam 16.00-17.00 petang, sehingga tidak memungkinkan pulang hanya untuk makan siang, dengan pertimbangan jarak dan waktu, kecuali yang membawa bekal sendiri, tapi jumlahnya juga tidak banyak. Sehingga disimpulkan bahwa kebutuhan daging ayam akan terus meningkat sesuai dengan peningkatan ekonomi masyarakat.

Sistem Perkandangan

Agar tidak kena panas dan hujan diperlukan sistem perkandangan yang aman dan nyaman, bisa menggunakan atap seng karena lebih awet dan mudah mencarinya. Ukuran tergantung luas lahan, saya membuat kandang 3 X 10 meter dan akan terus dikembangkan. Agar ayam tidak berkeliaran jauh, perlu ada pagar keliling, dapat menggunakan bambu atau pagar jaring plastik pabrikan karena mudah dan harga terjangkau mencarinya juga tidak sulit, bisa dibeli di toko pertanian atau peternakan. 

Perlu disediakan area umbaran untuk pergerakan ayam, tidak hanya didalam kandang terus. Luas area umbaran disesuaikan dengan kondisi lahan, akan lebih baik bila cukup luas, sehingga pergerakan ayam dapat bebas, tetapi juga perlu ada peneduh agar tidak kepanasan, berupa tanaman. Sehingga sistem perkandangan saya tempatkan di dekat tanaman tahun, seperti pohon duren, jambu dan yang lain. Sehingga bila panas ayam bisa berteduh di bawah pohon, dan dibuatkan tempat untuk istirahat berupa, bambu atau kayu untuk tempat bertengger ( bahasa Jawa : tangkringan ) dengan ketinggian sekitar 50-60 cm di atas tanah.

Tempat Bertelor

Perlu dibuatkan kotak khusus untuk bertelur dan mengerami telurnya, menggunakan papan bekas, besarnya disesuaikan dengan kebutuhan, katakan ukuran 40 cm X 30 cm X tinggi 20 cm. Kotak dapat disesuaikan dengan keadaan atau jumlah indukan.  Dari  5 indukan bisa disediakan 5 kotak tempat bertelur, untuk mengerami telurnya hanya butuh waktu 21 hari. Bila indukannya banyak maka kotak untuk bertelur dapat disesuaikan dengan jumlah indukan. untuk memudahkan kontrol kotak beri nomor urut 1, 2 dan seterusnya, karena baru lima kotak diberi nomor 1-5. Bila indukan bertambah maka kotak bisa tambah menjadi sesuai dengan jumlah indukan. Rata-rata ayam bertelur antara 8-12 butir per ekor, dan populasinya cepat, karena anakan ayam yang menetas langsung dapat dipindahkan di bok khusus pembesaran, dengan bantuan lampu 5 watt dan makanan khusus untuk anak ayam yang bisa dibeli di toko pakan ayam yang banyak tersedia. Ukuran bok pembesaran dapat disesuaikan dengan selera masing-masing. Pada gambar dibawah ini dibuat dengan ukuran panjang 120 cm, lebar 60 cm dan tinggi 60 cm, satu lembar triplek ukuran 120 cm x 240 cm cukup dan tidak tersisa, kerangka dapat menggunaka kayu reng.

Kotak Khusus Pembesaran

Ayam yang bertelor membutuhkan tempat yang aman dan nyaman, maka perlu dicarikan tempat yang sesuai,  bila dalam kandang bisa di tempatkan di tepi nempel pagar dan agak tinggi, sekitar 120 cm dari tanah atau dapat disesuaikan dengan keadaan kandang. Biasanya ayam bertelor tidak menetap pada satu kotak, misalnya bertelur pertama pada kotak  No 1 pada periode bertelor selanjutnya akan berpindah di kotak yang lain, sungguhpun kotak No 1 kosong. Itu pentingnya membuat kotak untuk bertelor tidak hanya satu kotak, tapi beberapa kotak dengan diberi nomor urut.

Catatan Harian

Perlu disiapkan notes di dalam kandang sebagai buku harian,  untuk mencatat waktu mulai mengerami, dan perkiraan menetas, sehingga pada saatnya masuk bok pembesaran sudah siap betul. Dari pengamatan ditemukan data bahwa setelah ayam menetas dan anakannnya dipisah, maka indukan akan mulai bertelor lagi setelah badannya cukup gemuk dan sehat membutuhkan waktu sekitar 2 bulan. Biasanya setelah indukan mengerami telurnya, badan ayam kurus, karena itu perlu di beri asupan makanan yang cukup, sehingga pemulihan tubuh ayam akan cepat dan siap untuk kawin lagi. Lima indukan dengan satu pejantan maka proses perkawinan cukup cepat, karena itu perlu penambahan indukan yang sehat. Kami merancang anakan yang baik dan sehat dengan indukan yang unggul,  anakannya bisa untuk persiapan menjadi indukan.

Kalkulasi Keuntungan

Ini baru lima indukan yang dihitung kasar setiap bulan ada penambahan anakan rata-rata 10 ekor, bila 10 indukan maka bisa tiap bulan ada penambahan 20  ekor anakan. Saya punya keyakinan bila beternak ayam kampung dapat menghasilkan sesuai harapan peternak. Karena itu dalam hitungan kasar dari 10 indukan tiap bulan menghasilkan 20 anakan, katakan yang hidup 75 %, maka dalam setahun didapatkan 20 ekor X 75% X 12 bulan = 180 ekor. Hitungan kasarnya bila indukan hanya 10 ekor, namun bila indukan 50 ekor dan seterusnya, maka peluang ternak ayam kampung memang sangat menggiurkan. Bila diusahakan dengan baik maka kematian anak ayam juga dapat ditekan, adanya kapsul Vita Tetra-Chlor Produk PT. Medion, banyak dijual di tempat penjual makanan ayam dengan harga murah, juga penambahan vitamin untuk anak ayam, berupa Vita Chicks juga Produk PT Medion Bandung ukuran 5 gram, dengan harga murah sebungkus setara harga satu batang rokok. Atau dengan meramu herbal sendiri dari jus kunyit, temu lawak dan jehe, sebagai campuran minum dan campuran pada makanan, dosis cukup 4-5 tutup botol air kemasan untuk masing-masing jus tersebut. Bila cermat dalam memberi pakan dan ramuan herbal, maka angka kematian atau sakit dapat ditekan.

Kelihatannya sangat sederhana memang, tapi beternak ayam kampung membutuhkan ketekunan dan merupakan peluang usaha mandiri yang menjanjikan, bisa dilakukan oleh siapa saja yang mau. Pasti yang mau dan punya waktu, silakan mudah dan bisa dipelajari. Mudah pemeliharannya dan pakan ayam kampung dan obat-obatan serta vitamin juga mudah didapat dengan harga yang terjangkau. Yang harus dipahami bahwa, bila akan usaha apapun jangan takut, nanti kalau musim penyakit ayamnya bisa mati semua. Tuhan pasti akan memberi berkat kepada siapapun yang setia dan sabar dalam ketekunan. Kesetiaan itu penting, walau badai menyerang maka pengusaha tetap akan setia pada usahanya.

Semoga Bermanfaat !


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Redesign by Yulianto | Bloggerized by - Premium Blogger Themes | Web Hosting Bluehost